Sebagai PTNBH di Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai nasionalisme, Universitas
Diponegoro telah melakukan Program Penguatan Ideologi Kebangsaan bagi
seluruh civitas academica. Program terbarunya yaitu “Kuliah Umum: Mencegah Radikalisme
Berbasis Agama di Kalangan Mahasiswa Universitas Diponegoro” yang diadakan pada
17 November 2020 secara live melalui aplikasi Zoom dan Youtube.
Radikalisme yang merupakan paham
radikal yang bertujuan membuat perubahan politik yang dilakukan secara ekstrem tidak
seharusnya tumbuh dalam bangsa yang nasionalisme. Namun paham ini merupakan
bahaya laten yang dapat muncul kapan saja sehingga perlu diberikan pemahaman
dan pembelajaran bagi warga negara Indonesia untuk berpegang teguh pada
pendiriannya dan tidak mengikuti aksi radikalisme.Wakil Gubernur Jateng, Gus
Yasin, mengungkapkan bahwa di masa sekarang terdapat para penyampai ilmu agama
yang menyampaikan ajaran yang berbeda dengan ajaran agama aslinya
Pada acara yang diselenggarakan
oleh TIMARU (Tim Anti Radikalisme Undip) ini
hadir sebagai pemateri yaitu Gus Taj Yasin Maimoen yang menjabat sebagai Wakil
Gubernur Jawa Tengah, dan Ir. Sutopo M.Sc., Ph.D. yang merupakan pengajar
Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip. Adapun moderator acara ini adalah Dr.
Ir. Munasik, M.Sc., dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip. Acara
dibuka dengan sambutan Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. Beliau
menyampaikan bahwa rasa persatuan dan kesatuan harus ditanamkan dalam diri
setiap manusia sejak dini. Indonesia yang merupakan negara multikultural
memiliki banyak agama, dan agama seharusnya memunculkan sikap saling hormat,
saling sayang, bukan saling membenci
Materi selanjutnya yang
disampaikan oleh Ir. Sutopo mengangkat tema “Upaya Mencegah Radikalisme di
Lingkungan Kampus Perguruan Tinggi”. Beliau memaparkan bahwa mahasiswa
merupakan sasaran yang rawan terkena paham radikalisme, karena penyebaran
ideologi membutuhkan orang-orang pintar dan mahasiswa sedang mencari identitas
sehingga memiliki keinginan untuk menjadi besar. Ciri radikalisme yang harus
dimusuhi adalah aksi yang merasa paling benar dan dapat merugikan orang lain,
contohnya jihad bom bunuh diri.
Dibentuknya TIMARU sangat membantu para mahasiswa agar tidak terjebak
mentoring yang menyesatkan dan merugikan. Undip
tidak mendukung mahasiswa, tenaga pengajar, atau alumni yang berafiliasi dengan
radikalisme. Dengan Program Penguatan Ideologi berupa kuliah umum yang diikuti
oleh civitas akademika dan mahasiswa Undip, diharapkan dapat meningkatkan rasa
nasionalisme dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan NKRI.
Berita selengkapnya : https://www.undip.ac.id/post/16965/kuliah-umum-mencegah-radikalisme-berbasis-agama-di-kalangan-mahasiswa-universitas-diponegoro.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar