Semarang – Di
Kepulauan Karimunjawa sebagian besar warga mengandalkan laut sebagai
sumber kehidupannya. Selain mencari ikan, warga menjadikan budidaya rumput laut
sebagai sumber pendapatan, sekaligus usaha yang berkelanjutan. Dalam kondisi
iklim yang ekstrim, pengelolaan rumput laut bisa menjadi kegiatan yang
produktif bagi warga. Karena itu, optimalisasi panen menjadi hal yang
penting.
Dari pengakuan nelayan
yang berkecimpung dalam budidaya rumput laut, mereka sering mengalami gagal
panen. Hasil identifikasi menyebutkan, salah satu penyebab gagal panen rumput
laut karena serangan penyu dan ikan baronang. Kedua spesies tersebut dalam
konteks budidaya rumput laut dianggap sebagai hama.
Mengacu laporan yang ada,
serangan penyu dan ikan baronang bisa menyebabkan produksi rumput laut turun
sampai 50%. Dalam kondisi dimana harga jual rumput laut yang fluktuatif,
penurunan produksi sebesar 50% menjadi sangat mengganggu pendapatan para nelayan
di Karimunjawa.
Berdasarkan permasalahan
tersebut tim PKM Universitas Diponegoro Semarang
berhasil menciptakan alat pengusir penyu dan ikan baronang (siganussp)
yang bermanfaat untuk mencegah gagal panen budidaya rumput laut di Karimunjawa
Jepara Jawa Tengah. Penyu dan ikan baronang diidentifikasi sebagai salah satu
penyebab terjadinya gagal panen rumput laut para nelayan di kepulauan kecil
itu.
Tim tersebut beranggotakan
Muhammad Syahril Munthe, Izzatun Nuha, Nuraini Elvi Fajrin dan Berlian Ade
Wijaya, dibantu dosen pembimbing Prof. Dr. Aristi Dian Purnama Fitri Spi MSi.
Adapun proses penelitian dan pembuatan alat tersebut didukung pendanaan Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2020 dari Direktorat Pembelajaran
dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim PKM Undip yang
melakukan studi di Karimunjawa kemudian merancang suatu alat yang bisa
menghalau penyu dan ikan baronang dari areal budidaya rumput laut. Rancangan
tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan melalui Dirjen Dikti.
Adapun wujud alat ciptaan
Tim PKM Undip adalah sebuah kotak yang dilengkapi dengan lampu LED Hijau,
speaker, body, dan rangkaian selvolta. Alat ini bisa memancarkan frekuensi
tinggi yang kemudian ditangkap oleh ikan baronang melalui sisiknya. Karena
frekuensi tersebut, ikan baronang akan menjauh sampai posisi 3 meter dari areal
budidaya rumput laut.
Sementara itu penyu juga
bisa dihalau agar tak mendekat ke areal budidaya rumput laut dengan alat
tersebut. Mekanismenya, pancaran warna hijau dari pancaran LED tidak disenangi
oleh penyu, sehingga hewan tersebut akan menghindar. Alat tersebut dirancang
secara otomatis dan berulang, yakni hidup 15 detik, mati lima detik agar lebih
hemat energi.
Proses pembuatan alat dan
uji coba sudah dilaksanakan pada rentang waktu 10 Agustus sampai 30 September
2020. Inovasi dari PKM Undip ini diharapkan mampu meningkatkan hasil budidaya
rumput laut di Karimunjawa dengan cara yang ramah lingkungan karena tidak
memakai bahan kimia yang bisa menyebabkan polusi perairan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar