SEMARANG – Seminar
nasional secara daring bertajuk, “Pembangunan Hijau dan Perizinan: Diplomasi,
Kesiapan Perangkat, dan Pola Standarisasi”, telah diselenggarakan oleh Magister
Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP). Tema
pembangunan yang berkelanjutan dijadikan pokok bahasan menimbang saat ini
pemerintah tengah getol membangun kawasan industri sebagai upaya prioritas
untuk menyediakan lapangan kerja.
Dalam paparan berjudul
“Tantangan Pembangunan Hijau di Era Investasi”, mantan Rektor Undip yang akrab
dengan sapaan Prof Dharto ini mengungkapkan dalam konsep pembangunan hijau,
pada dasarnya industri bisa bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk
masyarakat lokal dalam rangka mengurangi dampak dari aktivitasnya. Termasuk bagaimana
menggunakan sumber daya alam secara baik dan efisein. Investasi hijau bukan
sekedar menjadi tuan rumah relokasi industri dari berbagai negara lain.
Perlu blue print pembangunan industri berkelanjutan, tipe
industri yang dibangun berkonsep ekologis, dan berbasis ekonomi lokal.
Adapun penyederhanaan perjizinan,
termasuk AMDAL yang merupakan implementasi disahkannya UU No 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja diakui mampu menyederhanakan proses perijinan yang selama
ini panjang dan kompleks dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun ada
persoalan kaitannya dengan pemanfaatan ruang dalam konteks RDTR (Rencana Detail
Tata Ruang). Kemudahan perizinan dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Dalam seminar yang dibuka
Ketua Program Studi MIL UNDIP Dr Eng Maryono ST MT itu, diungkap kondisi itu
berpotensi menurunkan kualitas AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Padahal di agenda pembangunan berkelanjutan, misi dari AMDAL adalah
mulia, yaitu sebagai rencana strategis pembangunan berkelanjutan.
Pembicara lain dalam
seminar ini adalah Ketua Pusat Riset Teknologi Hijau Sekolah Pasca Sarjana
Undip, Prof Dr Ir Purwanto DEA; Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Riau, Dr Ir Mamun Murod MM MH; dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto. Ketua Pusat Riset Teknologi
Hijau Sekolah Pasca Sarjana Undip mengangkat tema “Perangkat Pembangunan
Hijau”.
Menurut Prof Purwanto,
konsep perangkat ekologi industri adalah didesain ramah lingkungan. Caranya
adalah bisa memadukan aspek lingkungan sebagai bagian dari pembangunan
berkelanjutan. Dalam industri hijau, instrumen dan perangkat pembangunan berkelanjutan
harus diterapkan. Dengan begitu, maka bisa dilakukan pengurangan penggunaan
jumlah bahan untuk pembuatan setiap barang dan keperluan jasa, mengurangi
energi dalam proses produksi, mengurangi tersebarnya bahan beracun,
memaksimalkan penggunaan sumberdaya yang dapat diperbarui, memperpanjang umur
produk dengan melakukan kajian daur hidup produk dan meningkatkan intensitas
pemakaian produk dan pelayanan jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar