Selasa, 29 Desember 2020

Penentuan Fishing Ground Rajungan untuk KUB Sido Makmur dan KUB Jasa Laut dengan Memanfaatkan Data Oseanografi

Pemanfaatan Data Oseanografi dalam Penentuan Fishing Ground Rajungan untuk KUB Sido Makmur dan KUB Jasa Laut, Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara

Pengabdian masyarakat adalah suatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum program ini dirancang oleh berbagai universitas atau institut yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pada hari Kamis, 12 November 2020 telah dilaksanakan program pengabdian masyarakat untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sido Makmur dan KUB Jasa Laut di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Aris Ismanto dan merupakan kegiatan kolaborasi antara Departemen Oseanografi Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanPUI CoREM, dan Center for ICZM Universitas Diponegoro.

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi peta fishing ground untuk rajungan di Teluk Awur. Selain itu, juga ada pemberian bantuan berupa bubu rajungan dan kalender peta fishing ground untuk rajungan. Peta fishing ground diperoleh dengan cara memanfaatkan data oseanografi. Penerima bantuan ini adalah para nelayan yang tergabung dalam KUB Sido Makmur dan KUB Jasa Laut.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17232/pemanfaatan-data-oseanografi-dalam-penentuan-fishing-ground-rajungan-untuk-kub-sido-makmur-dan-kub-jasa-laut.html

Universitas Diponegoro Terus Tambahkan Jumlah Guru Besar

Semarang – Universitas Diponegoro menyelenggarakan presentasi calon Guru Besar di Ruang Sidang Senat Akademik Undip yang dihadiri oleh Ketua, Wakil, dan Sekretaris Senat Akademik, dan juga Dewan Profesor.  Rapat Pleno Dewan Profesor Senat Akademik ini diselenggarakan secara daring dan luring dan dimulai pada pukul 10:00 WIB.

Presentasi pertama disampaikan oleh Dr. sc. Agr. Iwan Rudiarto, S.T., M.Sc., dosen Fakultas Teknik Undip yang memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Desa Inklusif: Pendekatan Multi Dimensi Perencanaan & Pengembangan Desa Berkelanjutan”. Melalui penelitiannya, dosen yang juga anggota Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Nasional ini fokus pada perkembangan wilayah pinggiran dan pedesaan di Kota Semarang, dengan mengidentifikasi ketahanan desa (rural resilience), kerentanan dan mitigasi bencana di wilayah pesisir, dan penataan ruang desa dari aspek pemanfaatan sumber daya lahan.

Presentasi kedua disampaikan oleh Dr. Ir. Fronthea Swastawati, M.Sc. yang merupakan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip. Beliau mengangkat tema “Inovasi Teknologi Asap Cair Untuk Pengolahan Hasil Perikanan Menuju Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”. Salah satu produk utama hasil pengolahan ikan di Jawa Tengah yaitu ikan asap, dan kini dapat diolah dengan teknologi asap cair. Asap cair (liquid smoke) mempunyai banyak kelebihan dibanding metode pengasapan ikan secara konvensional, antara lain ikan dapat matang secara merata dengan lebih cepat, tidak gosong dan terhindar dari efek karsinogen, ramah lingkungan, dan sebagai pemberi rasa dan aroma asap (smoke flavours).

Hasil penelitian dari dosen FT dan FPIK Undip ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat terutama di Semarang dan Jawa Tengah. Dengan penelitian ini diharapkan Undip dapat fokus meneliti wilayah Jawa Tengah dan pesisir utara Pulau Jawa dengan tema urbanisasi dan transformasi desa-kota. Dalam sektor perikanan, dengan teknologi asap cair Undip berkontribusi untuk eksplorasi potensi sumber daya hasil laut, meningkatkan efektivitas dan produksi olahan produk perikanan, serta memperluas akses pasar dengan manajemen lebih modern.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17210/undip-terus-menambah-jumlah-guru-besar.html

Talkshow : Inovasi UNDIP Yang Memberi Manfaat Untuk Masyarakat


Dalam sebuah talkshow yang bertemakan “Inovasi UNDIP pada Masa Pandemi Covid-19”, dua guru besar Universitas Diponegoro memaparkan inovasinya dalam program Halo Jateng bersama TVRI. Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA dari Fakultas Sains dan Matematika Undip dan Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, S.T., M.Si. dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip hadir sebagai pembicara.

Prof. Muhammad Nur dikenal sebagai ahli teknologi plasma di UNDIP dan di Indonesia. Sebelumnya, beliau telah menciptakan alat penjernih ruangan bernama Zeta Green yang telah digunakan di beberapa instansi pemerintah dan rumah sakit. Alat tersebut mampu menjernihkan udara di suatu area, menghilangkan bau tidak sedap, membunuh jamur dan bakteri, serta menghisap debu dan kotoran. Bakteri dan partikel debu dihancurkan oleh reaktor plasma, sehingga udara di ruangan yang terdapat Zeta Green menjadi lebih bersih dan sehat. Inovasi lain dari beliau yaitu alat untuk mengawetkan sayuran yang juga menggunakan teknologi plasma. Menggunakan plasma dingin yang mencapai suhu 1000° Celcius, alat ini mampu membunuh kuman pada sayuran dan membuat pertumbuhan jaringan menjadi lebih cepat.

Selanjutnya, inovasi yang diciptakan oleh Prof. Denny dilatarbelakangi oleh permasalahan rob yang rutin terjadi di kota Semarang. Banjir rob dipengaruhi oleh pasang surut air laut karena gravitasi bulan serta penurunan tanah, dan faktor eksternal seperti angin kencang dan badai dapat memperparah keadaan. Berdasarkan fakta tersebut, beliau menciptakan aplikasi bernama Kalender Rob yang tersedia dalam bentuk offline berupa hard copy kalender dan online di Play Store.

Kalender Rob merupakan early warning system terhadap air pasang/rob. Pengguna aplikasi dapat melihat tanggal dan jam perkiraan munculnya rob sehingga dapat melakukan antisipasi banjir. Data pasang surut yang merupakan hasil penelitian dosen teknik UNDIP ini diperbarui setahun sekali. Selain aplikasi ini, Prof. Denny juga tengah mengembangkan prototype penanganan erosi Pantura yang berada di kota Semarang dan Demak. Beliau mendengarkan ide dan masukan dari masyarakat serta menggandeng mereka untuk turut aktif dalam upaya rekonstruksi garis pantai.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17213/guru-besar-undip-terus-kembangkan-inovasi-peduli-lingkungan.html

Calon Guru Besar UNDIP Paparkan Kajian Teknologi Asap Cair Pada Ikan Dorong Go Global

SEMARANG –  Paparan calon guru besar dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Dr Ir Fronthea Swastawati MSc, dalam makalah berjudul “Inovasi Teknologi Asap Cair Untuk Pengolahan Hasil Perikanan Menuju Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”. Hadir dalam Sidang Pleno Dewan Profesor Senat Akademik (SA) Undip yang diselenggarakan secara offline dan online Rabu (16/12/2020), Ketua SA Undip Periode 2020-2025 Prof Ir Edy Rianto MSc PhD IPU, Prof Dr Endang Larasati Setianingsih MS (Sekretaris SA), Ketua Dewan Profesor Undip Prof Dr Ir Purwanto DEA, serta para guru besar dan anggota Senat Akademik. Bertindak sebagai moderartor Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof Ir Tri Winarni Agustini MSc PhD.

Dalam paparannya, Fronthea Swastawati yang sehari-hari menjadi pengajar dosen Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan itu mengungkapkan sebenarnya asap cair adalah hasil kondensasi atau pengembunan dari pembakaran bahan-bahan seperti tempurung kelapa, jonggol jagung, sekam padi atau kayu yang banyak mengandung lignin, selulosa dan hemaselulosa.Asap cair mengandung senyawa fenol dan karbonil yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri, antioksidan, flavour agent serta bahan pengawet. Selain itu bisa juga dimanfaatkan untuk pengolahan produk pangan, dan sebagai desinfektan.

Teknologi asap cair untuk pengolahan hasil perikanan diyakini akan menjadi trend baru di era industri 4.0 yang mampu mendorong produk ikan asap Indonesia  go global atau masuk pasar internasional. Pemakaian teknologi asap cair juga diyakini bakal menarik kaum milenial menjadi konsumen ikan asap.

Berdasarkan penelitian, pengasapan menggunakan asap cair menunjukkan kualitas produk lebih baik, secara waktu juga lebih cepat, biaya produksi lebih hemat, ramah lingkungan dan tidak perlu berinvestasi untuk membangun cerobong asap. Selain itu kebutuhan ruang untuk penyimpanan asap cair lebih kecil.

Hasil perlakuan pada filet ikan lele yang menunjukkan bahwa jaringan otot pada ikan tanpa penambahan asap cair nanokapsul mudah mengalami kerusakan dan rapuh, sedangkan jaringan otot filet dengan penambahan asap cair lebih kompak. Hal itu menunjukkan bahwa penambahan asap cair nanokapsul memberikan efek positif terhadap tekstur jaringan otot ikan.

Mengenai perubahan tekstur, itu terkait dengan penurunan kadar air yang mengakibatkan tekstur ikan lebih padat karena pengaruh senyawa karbonil yang terkandung pada asap cair. Adapun bahan pelapis yang digunakan dalam penelitian merupakan alginate.

Fronthea yang lulus program magister di University of  Humberside Inggris ini mengakui meski ada teknologi asap cair, produk Ikan asap tradisional mungkin tidak akan tergeser. Pada generasi tradisional minat mengkonsumsi ikan asap tradisional masih tetap tinggi, namun pada  generasi terdidik atau peminat baru ikan asap cair serta generasi milenial, diyakini lebih menerima produk ikan asap cair.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17227/kajian-calon-guru-besar-undip-teknologi-asap-cair-pada-ikan-dorong-go-global.html

Pengusir Penyu dan Baronang Cegah Gagal Panen Rumput Laut di Karimunjawa Hasil Kreasi Tim PKM UNDIP

Semarang – Di Kepulauan  Karimunjawa sebagian besar warga mengandalkan laut sebagai sumber kehidupannya. Selain mencari ikan, warga menjadikan budidaya rumput laut sebagai sumber pendapatan, sekaligus usaha yang berkelanjutan. Dalam kondisi iklim yang ekstrim, pengelolaan rumput laut bisa menjadi kegiatan yang produktif bagi warga. Karena itu, optimalisasi panen menjadi hal yang penting. 

Dari pengakuan nelayan yang berkecimpung dalam budidaya rumput laut, mereka sering mengalami gagal panen. Hasil identifikasi menyebutkan, salah satu penyebab gagal panen rumput laut karena serangan penyu dan ikan baronang. Kedua spesies tersebut dalam konteks budidaya rumput laut dianggap sebagai hama.

Mengacu laporan yang ada, serangan penyu dan ikan baronang bisa menyebabkan produksi rumput laut turun sampai 50%. Dalam kondisi dimana harga jual rumput laut yang fluktuatif, penurunan produksi sebesar 50% menjadi sangat mengganggu pendapatan para nelayan di Karimunjawa. 

Berdasarkan permasalahan tersebut tim PKM Universitas Diponegoro Semarang berhasil menciptakan alat pengusir penyu dan ikan baronang (siganussp) yang bermanfaat untuk mencegah gagal panen budidaya rumput laut di Karimunjawa Jepara Jawa Tengah. Penyu dan ikan baronang diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya gagal panen rumput laut para nelayan di kepulauan kecil itu.

Tim tersebut beranggotakan Muhammad Syahril Munthe, Izzatun Nuha, Nuraini Elvi Fajrin dan Berlian Ade Wijaya, dibantu dosen pembimbing Prof. Dr. Aristi Dian Purnama Fitri Spi MSi. Adapun proses penelitian dan pembuatan alat tersebut didukung pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2020 dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Tim PKM Undip yang melakukan studi di Karimunjawa kemudian merancang suatu alat yang bisa menghalau penyu dan ikan baronang dari areal budidaya rumput laut. Rancangan tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan melalui Dirjen Dikti.

Adapun wujud alat ciptaan Tim PKM Undip adalah sebuah kotak yang dilengkapi dengan lampu LED Hijau, speaker, body, dan rangkaian selvolta. Alat ini bisa memancarkan frekuensi tinggi yang kemudian ditangkap oleh ikan baronang melalui sisiknya. Karena frekuensi tersebut, ikan baronang akan menjauh sampai posisi 3 meter dari areal budidaya rumput laut.

Sementara itu penyu juga bisa dihalau agar tak mendekat ke areal budidaya rumput laut dengan alat tersebut. Mekanismenya, pancaran warna hijau dari pancaran LED tidak disenangi oleh penyu, sehingga hewan tersebut akan menghindar. Alat tersebut dirancang secara otomatis dan berulang, yakni hidup 15 detik, mati lima detik agar lebih hemat energi.

Proses pembuatan alat dan uji coba sudah dilaksanakan pada rentang waktu 10 Agustus sampai 30 September 2020. Inovasi dari PKM Undip ini diharapkan mampu meningkatkan hasil budidaya rumput laut di Karimunjawa dengan cara yang ramah lingkungan karena tidak memakai bahan kimia yang bisa menyebabkan polusi perairan laut.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17198/pkm-undip-ciptakan-pengusir-penyu-dan-baronang-cegah-gagal-panen-rumput-laut-di-karimunjawa.html

Senin, 28 Desember 2020

Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap T.A 2020/2021 Universitas Diponegoro

Pedoman Penyelenggaraan Pembukaan Pembelajaran Semester Genap di Universitas Diponegoro pada Masa Corona Virus Disease (Covid19) tahun akademik 2020/2021, Universitas Diponegoro menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan secara dalam jaringan/daring (online), yang telah ditetapkan oleh pemerintah guna untuk meminimalisir resiko serta dampak yang ditimbulkan akibat penularan Covid-19.

Pedoman ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan Fakultas, dosen, mahasiswa, tenaga pendidikan dan pihak terkait lainnya. Pedoman ini disusun berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021.
Pedoman ini merupakan “panduan dinamis” yang senantiasa dapat diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perkembangan kasus Pandemi Covid-19.



DOWNLOAD :

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17252/pedoman-penyelenggaraan-pembelajaran-pada-semester-genap-t-a-2020-2021-universitas-diponegoro.html

Minggu, 27 Desember 2020

Universitas Diponegoro Raih Predikat Terbaik LAPOR!

LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) adalah upaya untuk mengintegrasikan sistem pengelolaan pengaduan pelayanan publik dalam satu pintu. Tujuannya supaya masyarakat memiliki satu saluran pengaduan secara nasional.

LAPOR! adalah layanan penyampaian semua aspirasi dan pengaduan masyarakat Indonesia melalui beberapa kanal pengaduan melalui website www.lapor.go.id, SMS 1708 (Telkomsel, Indosat, Tri), Twitter @lapor1708 serta aplikasi mobile (Android dan iOS). Sampai dengan saat ini, SP4N-LAPOR! telah terhubung dengan 34 Kementerian, 96 Lembaga, dan 493 Pemerintah daerah di Indonesia.

Universitas Diponegoro berhasil meraih predikat PTN-BH Terbaik kategori Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik (LAPOR) pada ajang Anugerah Humas Dikti (AHD) 2020 yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud RI pada Rabu malam (23/12). Penghargaan diberikan secara virtual oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi RI Prof.Ir. Nizam, Ph.D.

Dalam AHD 2020 diumumkan Kategori Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik (LAPOR) yakni PTN-BH Terbaik diraih oleh Universitas Diponegoro, LLDikti Terbaik adalah LLDikti Wilayah V, PTN-Satker Terbaik yaitu Universitas Trunojoyo Madura dan PTN-BLU Terbaik berhasil diraih oleh Universitas Lampung.

Sumber : https://www.undip.ac.id/post/17260/undip-raih-predikat-pengelola-pengaduan-pelayanan-publik-lapor.html

Penentuan Fishing Ground Rajungan untuk KUB Sido Makmur dan KUB Jasa Laut dengan Memanfaatkan Data Oseanografi

Pemanfaatan Data Oseanografi dalam Penentuan Fishing Ground Rajungan untuk KUB Sido Makmur dan KUB Jasa Laut, Desa Teluk Awur, Kecamatan Tah...